Genus
Dalam biologi, genus atau marga adalah salah satu bentuk pengelompokan dalam klasifikasi makhluk hidup yang secara hierarki tingkatnya di atas spesies, tetapi lebih rendah daripada famili. Dalam sistem tata nama binomial, nama suatu spesies makhluk hidup terdiri atas dua kata, yaitu nama genusnya (diawali dengan huruf kapital), dan nama penunjuk spesiesnya dengan ditulis atau cetak miring. Misalnya, Homo sapiens, nama ilmiah untuk spesies manusia modern, menandakan bahwa manusia modern tergolong ke dalam genus Homo.
Penyusunan suatu genus ditetapkan oleh seorang taksonomis. Tidak ada aturan baku dalam pengklasifikasian, sehingga dapat terjadi perbedaan klasifikasi genera di antara para taksonomis yang berwenang. Meskipun demikian, ada beberapa praktik yang umum diterapkan,[1] antara lain pemikiran bahwa suatu genus baru ditetapkan apabila memenuhi tiga kriteria berikut:
- monofili – semua keturunan dari suatu takson leluhur dikelompokkan bersama-sama (yaitu analisis filogenetik harus secara jelas menunjukkan baik monofili maupun validitas sebagai suatu garis keturunan yang terpisah[2]).
- kepadatan proporsional – suatu genus tidak boleh dikembangkan dengan sia-sia, dan
- keunikan – berhubungan dengan kriteria evolusioner yang relevan, yaitu ekologi, morfologi, atau biogeografi; perhatikan bahwa sekuens DNA lebih merupakan suatu konsekuensi daripada kondisi penyimpangan garis keturunan evolusioner, kecuali dalam hal mereka secara langsung mengalami hambatan aliran gen (contohnya penghambat pasca zigotik).
Selain itu, genera harus terdiri atas unit filogenetik dari jenis yang sama seperti genera lainnya (analog).[2]
Etimologi
suntingIstilah ini berasal dari bahasa Latin genus ("asal usul; tipe; kelompok; ras"),[3] suatu kata benda yang serumpun dengan gignere ("melahirkan"). Linnaeus mempopulerkan penggunaannya dalam tulisannya Species Plantarum tahun 1753, tetapi botanis Prancis Joseph Pitton de Tournefort (1656–1708) dianggap sebagai "pendiri konsep genera modern".[4]
Penggunaan
suntingNama ilmiah suatu genus disebut juga nama generik. Nama ini memainkan peran sangat penting dalam tata nama biologi, sistem penamaan organisme.
Tata nama biologi
suntingAturan untuk nama ilmiah organisme ada dalam Kode Nomenklatur, yang digunakan dalam semua bahasa, yang memberikan suatu nama latin tunggal yang unik untuk setiap spesies. Cara standar untuk menyebutkan spesies dan taksa yang lebih rendah lainnya adalah dengan nomenklatur binomial. Nama generik adalah setengah dari nama itu. Sebagai contoh, nama binomial serigala abu-abu adalah Canis lupus, dengan Canis (bahasa Latin "anjing") adalah nama generik untuk kerabat dekat serigala dan lupus (bahasa Latin "serigala") adalah nama spesifik khusus untuk serigala. Nama spesifik ditulis dalam huruf kecil dan dapat diikuti dengan nama subspesies dalam zoologi atau varietas dalam botani. Khusus dengan nama yang lebih panjang ini, setelah nama generik diketahui dari konteks, nama generik biasanya disingkat dengan huruf awalnya.
Hewan biasanya hanya dikelompokkan hingga tingkat subspesies, sehingga secara sederhana namanya ditulis dalam bentuk trinomial menggunakan nama ketiga. Sebagai contoh, anjing masih mirip dengan serigala sehingga masih satu spesies, tetapi memiliki beberapa perbedaan yang membutuhkan perlakuan terpisah, sehingga mereka dinamakan C. lupus familiaris (bahasa Latin untuk "domestik"). "Serigala" membentuk banyak subspesies yang berbeda, selain anjing, di antaranya adalah serigala Eurasia atau serigala umum (C. lupus lupus) dan dingo (C. lupus dingo). Sementara ras anjing secara ilmiah tidak dibedakan lagi.
Tipe
suntingSetiap genus harus memiliki tipe penanda, walaupun dalam praktiknya ada tunggakan nama-nama lama tanpa tipe. Dalam zoologi, tipe ini adalah jenis spesies dan nama generik secara permanen terkait dengan tipe spesimen dari jenis spesiesnya. Apabila spesimen tersebut dialihkan menjadi genus lain, nama generik yang terkait dengan spesimen itu menjadi sinonim dan taksa yang melekat pada genus sebelumnya perlu ditinjau kembali.
Referensi
sunting- ^ Gill, F. B.; Slikas, B.; Sheldon, F. H. (2005). "Phylogeny of titmice (Paridae): II. Species relationships based on sequences of the mitochondrial cytochrome-b gene". Auk. 122 (1): 121–143. doi:10.1642/0004-8038(2005)122[0121:POTPIS]2.0.CO;2.
- ^ a b De la Maza-Benignos, M.; Lozano-Vilano, M.L.; García-Ramírez, M. E. (2015). "Response paper: Morphometric article by Mejía et al. 2015 alluding genera Herichthys and Nosferatu displays serious inconsistencies". Neotropical Ichthyology. 13 (4): 673-676. doi:10.1590/1982-0224-20150066. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-10. Diakses tanggal 2016-06-29.
- ^ "Kamus Merriam Webster". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-18. Diakses tanggal 2016-06-29.
- ^ Stuessy, T. F. (2009). Plant Taxonomy: The Systematic Evaluation of Comparative Data (edisi ke-2nd). New York: Columbia University Press. hlm. 42. ISBN 9780231147125.
Pranala luar
sunting- Nomenclator Zoologicus Diarsipkan 2012-11-26 di Wayback Machine.: Indeks semua nama genus dan subgenus dalam nomenklatur zoologis sejak 1758 hingga 2004.
- Basis Data Taksonomi Fauna Europaea Diarsipkan 2013-10-17 di Wayback Machine.